Awal bulan September, musim gugur. Panasnya udara musim
pana masih terasa, namun hembusan angin musim gugur mulai terasa dikejauhan. Daun-daun
pohon maple pun masih berwarna hijau. Liburan musim panas bagi anak-anak
sekolah telah berakhir seminggu yang lalu dan kini saatnya kembali dalam rutinitas
rutin disekolah, belajar. Keisuke berpamitan kepada ibunya untuk pergi ke
sekolah, tapi, alih-alih ke sekolah, dia malah mengayuh sepedanya kearah yang
berlawanan dengan jalan ke sekolahnya. Dia tidak ingin pergi ke sekolah hari ini.
Keisuke berhenti di tepi sungai yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dia memarkir
sepedanya di pinggir jalan dan segera berjalan melintasi padang rumput yang cukup
luas menuju ke sebuah pohon yang cukup besar yang tumbuh ditepi sungai. Keisuke
meletakkan tas sekolahnya diatas rumput hijau dan menggunakannya sebagai bantal
lalu dia merebahkan tubuhnya diatas hamparan rumput hijau yang tidak terlalu
rimbun itu..
Keisuke, seorang anak laki-laki berusia enam belas tahun,
murid tahun kedua SMA Seinen. Dia cukup
tampan, postur tubuhnya tinggi namun tidak terlalu atletis. Rambutnya
berwarna hitam dan selalu terlihat rapi walaupun tidak disisir. Matanya tidak
sipit namun tidak terlalu besar dan dihiasi dengan bola mata berwaran hitam
senada dengan warna rambutnya. Dia salah satu anak laki-laki populer di
sekolahnya dan disukai oleh para gadis. Tapi entah kenapa hingga saat ini
Keisuke tidak pernah memiliki kekasih. Dia selalu menolak para gadis yang
menyatakan cinta padanya.
Mata
Keisuke menatap langit bulan September. Kejadian semalam kembali terlintas
dibenaknya. Pertengkaran kedua orang tuanya. Keluarganya sudah tidak harmonis
lagi. Setiap hari selalu saja terjadi pertengkaran karena hal-hal yang sepele. Kakak
laki-lakinya pun pergi meninggalkan rumah sejak sebulan yang lalu karena sudah
tidak tahan dengan pertengkaran kedua orang tuanya itu.
“Seandainya nii san mengajakku ikut
bersamanya, aku pasti tidak akan kesepian seperti ini”, kata Keisuke dalam
hati.
“Huft...”
Hembusan angin yang sepoi-sepoi
membuat Keisuke merasa ngantuk dan tak lama kemudian dia tertidur di bawah
pohon itu. Hanya saat tidur saja Keisuke bisa melupakan sejenak tentang
ketidakharmonisan keluarganya.
Perlahan Keisuke membuka matanya. Matahari
sudah sedikit condong ke barat. Dia melihat arlojinya dan ternyata sudah pukul
dua siang. Keisuke mengusap-usap matanya sambil menguap.
“Sudah jam dua. Ternyata aku tidur
disini cukup lama. Aku masih belum ingin
pulang”, kata Keisuke.
Setelah berpikir beberapa saat,
Keisuke akhirnya memutuskan untuk pergi ke internet cafe untuk membunuh
kesepiannya. Saat ini memang ada game online baru yang ingin dia mainkan.
Keisuke mengayuh sepedanya dengan santai. Internet cafe yang akan dia
datangi hanya berjarak tiga blok dari rumahnya. Dia masuk ke dalam internet
cafe yang bernama Daichi dan memilih untuk menggunakan komputer yang
jaraknya paling jauh dari pintu masuk.
Keisuke asyik bermain game sampai lupa waktu
hingga ponselnya berbunyi pertanda ada email masuk. Ternyata email dari teman
sekelasnya Tomoko yang menanyakan kenapa Keisuke tidak masuk sekolah hari ini,
namun Keisuke tidak membalas email itu. Saat dia selesai membaca email itu,
Keisuke melirik arlojinya. Dia kaget, ternyata sudah pukul enam sore. Keisuke
membereskan tasnya dan segera menuju kasir untuk membayar. Karyawan internet
cafe itu bukanlah orang yang sama dengan pada saat Keisuke datang tadi. Kali
ini karyawan yang ada di meja kasir itu seorang laki-laki muda yang tampan
dengan postur tubuh yang tinggi dan cukup atletis dan kelihatannya laki-laki
itu usianya tidak berbeda jauh dengan Keisuke. Dia mengeluarkan dompetnya dan
membayarkan sejumlah uang pada laki-laki muda itu. Namun, belum sempat Keisuke
memasukkan kembaliannya kedalam dompet ponselnya berbunyi dan dia meletakkan
dompetnya begitu saja diatas meja. Ternyata it telepon dari ibunya yang
menayakan keberadaannya saat ini. Karena terburu-buru Keisuke melupakan dompetnya.
Karywan internet cafe itu baru menyadari jika Keisuke meninggalkan
dompetnya setelah Keisuke pergi dari internet cafe itu.
“Yamada Keisuke, SMA Seinen”, laki-laki itu melihat kartu
pelajar Keisuke yang ada di dalam dompetnya.
Laki-laki itu memasukkan dompet Keisuke kedalam plastik
dan menempelinya dengan tulisan “barang
tamu yang tertinggal”lalu memasukkannya kedalam laci.
Keisuke yang terburu-buru itu
tidak mengetahui jika sebuah kisah baru akan tercipta. Sebuah kisah yang akan
mengubah kehidupannya dan membunuh rasa kesepian yang dia rasakan selama ini.
Yoshi‘s Note
Kali ini Yoshi muncul dengan sesuatu yang berbeda. Jadi, selamat menikmati.......
Kali ini Yoshi muncul dengan sesuatu yang berbeda. Jadi, selamat menikmati.......